Sabtu, 13 Februari 2010

Oreochromis niloticus

Klasifikasi:

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Subclass : Aconthoterigii

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percaidea

Family : Cichilidae

Genus : Oreochromis

Species : Oreochromis niloticus

Morfologi:

1. Badan memanjang, bentuk tubuh pipih, sisik besar dan kasar, kepala relatif kecil, garis linea lateralis terputus dan terbagi dua yaitu bagian atas dan bawah, memiliki 5 buah sirip dengan rumus D.XVI.12; C.V.1.5; P.12 dan A.III.9. Perbandingan antara panjang total dengan tinggi badan 3:1.

2. Sisik besar dan kasar berbentuk stenoid, mempunyai jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah, terdapat 8 buah garis tegak pada kedua sisi tubuh.

3. Sirip punggung berwarna hitam, sirip dada menghitam. Pada sirip ekor terdapat 6 buah garis tegak, sedangkan pada sirip punggung 8 buah. Pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam.

4. Mata besar dan menonjol dengan tepi berwarna putih

Ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina:

1. Betina

a. Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.

b. Sisik lebih kecil, bentuk hidung agak lancip dan berwarna kuning jelas

c. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.

d. Sirip punggung dan sirip ekor bergaris berlanjut dan melingkar

e. Warna perut lebih putih.

f. Warna dagu putih.

g. Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.

2. Jantan

a. Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.

b. Sisik lebih besar, bentuk hidung dan rahang belakang melebar berwarna biru muda.

c. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.

d. Sirip punggung dan sirip ekor merupakan garis putus-putus

e. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.

f. Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.

g. Jika perut distriping mengeluarkan cairan.

Habitat:

1. Ikan nila bisa hidup di perairan air tawar hampir di seluruh Indonesia. Jenis ikan ini sebenarnya bukan satwa asli Indonesia. Habitat aslinya adalah Sungai Nil di Mesir. Ikan ini kemudian didatangkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 1969 dari Taiwan. Jenis ikan ini memiliki toleransi lingkungan yang cukup besar, sehingga pembudidayaannya sangat mudah.

2. Ikan nila hidup di habitat sungai, danau, waduk, rawa, sawah dan tambak

3. Ikan nila tumbuh normal pada suhu 14 – 38 °C

4. Secara alami dapat memijah pada suhu 22 – 37 °C

5. Suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan pada suhu 25 – 30 °C

6. Suhu rendah dan tinggi yang mematikan adalah 6 °C dan 42 °C

7. Nilai pH yang dapat ditolerir antara 5 – 11, namun kehidupan normal menghendaki pH 7 – 8

8. Banyak ditemukan di perairan tenang, dapat hidup pada salinitas 0 – 29 permil

9. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam.

10. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

11. Ikan nila cocok dipelihara di dataran rendah sampai agak tinggi (500 m dpl).

12. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan nila harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik. Kekeruhan air yang disebabkan oleh pelumpuran akan memperlambat pertumbuhan ikan.

13. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan baik di air arus deras.

Feeding habit dan food habit:

1. Nila merah termasuk omnivor atau ikan pemakan segala, baik tumbuhan maupun hewan. Kebiasaan itu tergatung umurnya. Pada saat larva, setelah habis kuning telur, nila merah suka dengan phyto plankton. Besar sedikit atau saat benih sangat suka dengan zooplankton, seperti Rotifera sp, Impusoria sp, Daphnia sp, Moina sp and Cladocera sp. Setelah dewasa sangat suka dengan cacing, seperti cacing tanah, cacing darah dan tubifex.

2. Atas dasar kebiasaan tempat makan, ikan digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu ikan bottom feeder, middle feeder dan floating feeder. Bottom feeder adalah ikan pemakan dasar perairan, seperti ikan mas. Middle feeder adalah pemakan di tengah perairan. Floating feeder adalah pemakan di permukaan air. Nila merah bukan bottom feeder, tetapi floating feeder. Ikan ini akan bergerak cepat ketika diberi pakan tambahan. Meski begitu, terkadang nila merah juga bersifat bottom feeder, yaitu memakan pada dasar perairan, pematang dan pada benda lainnya. Tetapi tidak sampai mengaduk-ngaduk atau merusak pematang seperti ikan mas

3. Atas dasar cara makan, ikan dibagi ke dalam dua golongan, yaitu ikan yang aktif dan ikan yang pasif. Nila merah termasuk ikan yang aktif pada siang hari (diurnal). Ikan itu akan bergerak dengan cepat ketika diberi pakan tambahan. Penciumannya sangat tajam. Meski termasuk ikan yang aktif tetapi bila sudah kenyang akan menghindari pakan itu.

4. Induk ikan nila juga perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dari taoge dan daun-daunan/sayuran yang diiris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggang (Hydrilla). Ikan nila yang berumur 1-3 bulan butuh nilai protein antara 35%-50% sedangkan ikan nila yang berumur 4 bulan keatas butuh nilai protein antara 25%-30%

Perkembangbiakan:

1. Ikan nila dapat memijah 6 – 7 kali dalam setahun

2. Frekuensi pemijahan terbanyak terjadi pada musim hujan

3. Seekor ikan nila betina dengan berat 600 gram menghasilkan larva sebanyak 1200 – 1500 ekor setiap pemijahan

4. Ikan nila jantan pada masa birahi kelihatan tegar dan berwarna cerah serta agresif mempertahankan teritorialnya

5. Ikan nila jantan membuat sarang di daerah terotirial, sarang tersebut berupa lekukan di dasarperairan berbentuk bulat dengan diameter sebanding dengan ukuran ikan jantan. Sarang tersebut berfungsi sebagai tempat pemijahan dan pembuahan telur

6. Setiap proses pemijahan berlangsung sangat cepat sekitar 50 – 60 detik, menghasilkan 20 – 40 telur yang telah dibuahi. Peristiwa ini berlangsung beberapa kali selama 20 – 60 menit dengan pasangan yang sama atau berbeda

7. Daur hidup ikan nila berlangsung selama 5 – 6 bulan

8. Telur mempunyai garis tengah sekitar 2,8 mm berwarna abu-abu sampai kuning, tidak lekat, tenggelam. Telur dierami dalam mulut dan menetas setelah 4 – 5 hari menghasilkan larva dengan panjang sekitar 4 – 5 mm

9. Larva diasuh dalam mulut induk betina sampai menjadi benih selama 11 hari sehingga mencapai ukuran 8 mm

10. Ikan nila mencapai dewasa pada umur 4 – 5 bulan dengan bobot sekitar 250 gram

11. Masa pemijahan yang produktif berumur 1,5 – 2 tahun dengan bobot di atas 500 gram

12. Memijah sepanjang tahun dan mulai memijah umur 6 – 8 bulan. Seekor induk betina ukuran 200 – 400 gram dapat menghasilkan anak 500 – 400 ekor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar