Sabtu, 13 Februari 2010

Pengaruh Global Warming


Pemanasan global yang meningkatkan suhu bumi, termasuk menghangatkan perairan laut di seluruh dunia, dipastikan mengganggu ekosistem perairan. Dengan kata lain, produktivitas ekosistem laut pun ikut anjlok. Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida(N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Menurut laporan yang dirilis oleh Global Coral Reef Monitoring Network, emisi karbondioksida ini mengakibatkan hilangnya terumbu karang hampir 20%. Menurut saya, meningkatnya konsentrasi karbondioksida di atmosfer, dapat meningkatkan keasaman laut yang dapat mempengaruhi kehidupan terumbu karang dan biota laut lainnya. Jika kesaman laut meningkat, maka ketersediaan kalsium karbonat yang dibutuhkan oleh karang akan menurun sehingga berdampak pada kehidupan karang tersebut dimana tidak ada suplai kalsium lagi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidupnya.

Banyaknya konsentrasi karbondioksida di atmosfer, maka laut akan banyak menyerap karbon tersebut, kemudian laut akan menjadi bertambah asam, yang secara berkelanjutan akan sangat merusak terumbu karang dan biota laut serta kehidupan plankton dan alga. Jika kecenderungan emisi karbondioksida terus berlangsung dan tidak ada upaya untuk mengurangi, maka banyak terumbu karang yang mungkin akan hilang dalam waktu 20 – 40 tahun mendatang, dan ini menjadi suatu musibah bagi para pencari nafkah yang memanfaatkan terumbu karang sebagai objek penghasilan mereka. Menurut Carl Gustaf Lundin, pimpinan Program Kelautan Global di International Union for Conservation of Nature, jika tidak ada perubahan, kita akan menyaksikan berlipatnya karbondioksida di atmosfer dalam waktu kurang dari 50 tahun. Kenyataan saat ini, bahwa perubahan iklim seperti naiknya temperatur permukaan air laut dan meningkatnya keasaman laut merupakan ancaman utama bagi kehidupan terumbu karang dan kehidupan plankton.

Akibat perubahan iklim di perairan, fitoplankton diatom terancam punah. Sejak 1970-an populasi diatom terus berkurang. Jumlah diatom di laut lebih dari 80 persen dari seluruh populasi fitoplankton. Jika hal ini terjadi, maka kelangkaan Diatom di perairan otomatis akan mengancam populasi ikan laut. Menurut peneliti madya bidang dinamika laut (spesialis plankton dan produktivitas laut) Pusat Penelitian Oseanografi (P2O) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), diatom sangat rentan terhadap perubahan suhu laut. Perubahan suhu laut akan mengganggu pertumbuhan dan produktivitas diatom.

Pada Januari 2007, konsentrasi karbondioksida telah mencapai 383 ppm (peningkatan 36 persen). Jika prediksi saat ini benar, pada tahun 2100, karbondioksida akan mencapai konsentrasi 540 hingga 970 ppm. Estimasi yang lebih tinggi malah memperkirakan bahwa konsentrasinya akan meningkat tiga kali lipat bila dibandingkan masa sebelum revolusi industri (UNEP/WMO, 2007). Sejalan dengan pernyataan tersebut, penelitian Hutchins dan Hare menyebutkan, perubahan iklim berdampak pada populasi fitoplankton, yang merupakan rantai pertama siklus produksi ikan di laut. Kesimpulan penelitian itu didasarkan atas simulasi suhu muka laut dan konsentrasi karbon dioksida pada tahun 2100. Sejumlah fitoplankton yang diambil dan diinkubasikan dikondisikan dengan simulasi tadi. Hasilnya, kondisi tahun 2100 hanya cocok bagi fitoplankton-fitoplankton lain di luar jenis diatom. Sebaliknya, diatom-diatom yang bertipe lebih besar tak tahan dan musnah. Menurut saya, kepunahan diatom berdampak langsung pada kepunahan biota-biota laut yang bergantung pada keberadaannya. Dengan kata lain, bisa dipastikan jumlah tangkapan nelayan pun menurun drastis karena populasi ikan menyusut drastis.

Mengingat pentingnya fitoplankton khususnya diatom yang sebagian besar merupakan populasi fitoplankton di perairan, sudah seharusnya kita berperilaku ramah lingkungan. Populasi diatom terjaga dan dunia terlindungi, Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbondioksida di atmosfer, tapi dari kacamata saya mengatakan bahwa aktivitas manusia yang melepaskan karbondioksida ke udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya, sehingga perlu adanya perhatian lebih terhadap ancaman pemanasan global ini untuk menyelamatkan perikanan kita. Selain meminimalisasi emisi karbondioksida yang dihasilkan di atmosfer, perlu ada tidak lanjut dari kita semua untuk mengantisipasi dampak negatif dari perubahan iklim yang terjadi.

Sumber: www.kompas.com

1 komentar:

  1. Gambling in Vegas - MapYRO
    Gambling in Vegas - 남원 출장마사지 2021 MapYRO® 여주 출장샵 USA has 양주 출장샵 706 속초 출장마사지 slot machines & 107 table games, along with live casino and poker tables. 수원 출장샵

    BalasHapus